Menentukan Budget Marketing Agar Tepat Sasaran
Sebelum
melangkah untuk menentukan Budget, Pertama-tama kita mesti tau dulu, " Apa
itu Budget? "
Budget dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai "Penganggaran", adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis dan meliputi seluruh kegiatan perusahaan, dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter, serta berlaku dalam jangka waktu (periode) tertentu di masa yang akan datang.
Namun saat ini kita akan membahas sesuai tema " Menentukan Budget Marketing Agar Tepat Sasaran "
Agar menghasilkan Return On Investment yang baik ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.
Salah-salah anggaran yang dikeluarkan terbuang sia-sia' Atau
hasilnya tidak sesuai harapan...
Ada 2 metode umum dalam penentuan budget marketing, yaitu dengan pendekatan bottom-up dan top-down.
Idealnya pendekatan bottom-up adalah yang terbaik, tapi
juga lebih rumit.
Metode bottom-up perlu mempertimbangkan
beberapa hal untuk menghasilkan biaya anggaran yang tepat.
1. Misi / Target hasil yang ingin dicapai
Pikirkan
apa tujuan dari usaha pemasaran ini?
Apakah
direct response seperti peningkatan trafik website, penjualan, email
subscriber, jumlah fans/followers, lead
sales, peningkatan konversi' atau untuk keperluan branding,
peningkatan engagement / interaksi, jumlah
jangkauan iklan, dll.
Lalu
berapa besar angka yang diharapkan dalam kurun waktu tertentu?
Semakin
spesifik anda bisa menentukannya akan semakin baik..
Misalnya,
Target untuk 1 bulan mendatang ingin mendapatkan tambahan 1000 pengunjung
diwebsite atau mungkin 1 bulan mendatang ingin mendapatkan tambahan 5000
follower di instagram, dll tergantung pada "Misi / Target yang ingin
dicapai"
2. Target
market / Audience
Nah
berikutnya siapa saja target market utama anda?
(
Pria/wanita? , Golongan usia tertentu?. Segmen sosial tertentu? atau
apakah target penjualan anda B2B atau B2C? )
Selain
untuk perhitungan anggaran, penjelasan target pasar ini juga penting untuk strategi
penentuan media / channel dalam pemasaran'.
3. Besarnya
persaingan
"Jangan
kalah dulu sebelum mencoba"
Siapa
saja kompetitor anda?
Bagaimana
strategi pemasaran mereka?
Caranya
lakukan Survey and Mapping.
Semakin
banyak informasi yang bisa anda dapatkan tentang kompetitor anda semakin baik.
Beberapa
vendor digital menyediakan tools untuk
mendapatkan informasi ini. Misalnya Google AdWords menyediakan Auction
Insight Tool yang memberikan perbandingan rasio iklan Google anda dan
performanya dibandingkan para kompetitor sejenis. Meskipun bukan angka exact,
tapi dari sini bisa diperkirakan kapasitas pemasaran mereka.
4. Resources
(Sumber Daya) yang tersedia
Apa
saja yang sudah anda miliki?
Perlunya
inovasi-inovasi baru : ( Media pemasaran apa yang sudah berjalan dengan baik,
dan mana yang perlu diperbaiki )
Misalnya anda sudah memiliki chanel social media dan website. Jumlah pengunjung sudah baik tapi konversi penjualan dan interaksi pengunjung rendah.
Misalnya anda sudah memiliki chanel social media dan website. Jumlah pengunjung sudah baik tapi konversi penjualan dan interaksi pengunjung rendah.
Nah apa
yang salah dan perlu diperbaiki? Bagaimana skala prioritasnya, apa yang perlu
dilakukan terlebih dahulu?
Jika
anda kesulitan dalam melakukan analisa tersebut, bisa menggunakan pendekatan top-down.
Metode ini menggunakan cara yang berkebalikan, yaitu anda menetapkan dulu
anggaran yang disiapkan. Baru strategi pemasaran dan estimasi hasilnya
menyesuaikan anggaran yang ada. Meski begitu penentuan anggaran juga harus
realistis dan tidak ngawur, dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut:
1.
Persentase Penjualan
Anda
bisa menyisihkan misalnya 10% dari total penjualan periode sebelumnya untuk
keperluan promosi selanjutnya. Cara ini meminimalkan resiko dengan
anggaran yang fixed (tetap). Namun fleksibilitasnya terbatas.
2.
Perbandingan Media Pemasaran
Jika
ada metode promosi yang sudah dijalankan sebelumnya, anda bisa menyisihkan
sekian persen untuk media yang baru. Ini bisa menjadi benchmark atau
tolak ukur efektifitas masing-masing media untuk bisnis anda.
3.
Trial / Percobaan
Beberapa
chanel pemasaran memungkinkan untuk melakukan trial dalam jangka waktu pendek.
Misalnya Google AdWords, bisa dilakukan trial iklan untuk 1 bulan dengan
anggaran yang minim. Karena hasilnya relatif instan, setelah periode tersebut
bisa dinilai efektifitasnya untuk menentukan anggaran sesungguhnya dalam
periode yang lebih panjang.
Mengevaluasi
Hasil
Apapun
metode dan berapa pun budget yang ditetapkan, evaluasi hasil adalah hal
yang wajib. Jangan hanya mengira-ira hasil atau cari surveynya Cak Lontong.
Digital marketing umumnya memiliki evaluasi hasil yang akurat dan rinci.
Google Analytics adalah salah satu tool populer dalam analisa digital. Kita
bisa mengetahui jumlah dan sumber trafik, vehabiour pengunjung, performa
website, jumlah dan alur konversi yang terjadi, dan sebagainya. Data-data ini
disinkronkan dengan kondisi yang terjadi di lapangan.
Bandingkan
antara hasil yang telah dicapai dengan ekspektasi hasil di awal. Jika ROI nya
positif, pertimbangkan untuk meningkatkan budget lebih tinggi untuk
periode berikutnya. Digital marketing memiliki sangat banyak chanel/media
yang memiliki keunikan dan efektifitas masing-masing.
Apakah
strategi yang digunakan sekarang telah sesuai? Apakah yang dapat ditingkatkan
lebih baik lagi?
Bagaimanapun,
biaya marketing adalah investasi untuk menghasilkan keuntungan.
Budget yang dikeluarkan seharusnya memberikan return yang
baik. Jadi tidak perlu antipati untuk melakukan promosi/pemasaran. Seperti
Henry Ford berkata “A
man who stops advertising to save money, is like a man who stops the clock to
save time”.
Komentar
Posting Komentar